Jumat, 28 Desember 2012

soal akuntansi pengantar 2


SOAL 1

PT. LUMUT memiliki saham PT Lumpur untuk tujuan jangka panjang. Berikut saldo rekening “Investasi Pada saham”:
Tanggal Pembelian
Jumlah (lembar)
Nominal Per Lembar
Harga Perolehan Total
16-08-90
100
Rp10.000,-
Rp2.500.000,-
16-05-91
300
Rp10.000,-
3.900.000,-
14-12-92
150
Rp10.000,-
1.650.000,-

550

Rp.8.050.000,-

Pada tanggal 5 Januari 1996, diterima hak beli saham (HBS), 1 lembar saham mendapat 1 lembar HBS. Saham baru dapat dibeli sebesar nilai nominalnya ditambah dengan 10 lembar HBS. Harga pasar saham tanpa HBS Rp25.000,-. Sedangkan harga pasar HBS per lembar Rp1.500,-
Diminta:
a.   Jurnallah alokasi harga perolehan investasi saham ke HBS!
b.      Hitunglah harga perolehan per lembar saham jika arus harga perolehan yang digunakan adalah metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO)!
c.       Hitunglah rugi/laba penjualan saham sebanyak 100 lembar dengan harga per lembar Rp25.000,- (Metode LIFO)!

SOAL 2
PT SANAKESANA membeli peralatan dengan harga Rp12.000.000,00 dengan uang muka Rp3.000.000,00. Sisanya diangsur tiap tahun mulai tahun depan. Setiap kali angsuran adalah Rp4.500.000,00. Dalam angsuran sudah diperhitungkan bunga 10% per tahun.
Diminta :       
a.       Hitung harga perolehan mesin.
b.      Buatlah jurnal pada tanggal pembelian.
c.       Buatlah jurnal setiap kali angsuran. Sertakan perhitungannya

SOAL 3

Sebuah perusahaan penggilingan padi membeli membeli mesin giling gabah dengan harga perolehan Rp6.000.000,- pada tanggal 1 Januari 2000. Taksiran nilai residu mesin tersebut adalah Rp500.000,-. Taksiran jumlah gabah yang dapat digiling selama umur ekonomis  mesin giling adalah 100.000 ton. Mesin tersebut meproduksi masing-masing: 20.000 ton untuk tahun pertama, 22.000 ton tahun kedua, 25.000 ton tahun ketiga, 18.000 ton tahun ke empat, dan 15.000 ton untuk tahun ke lima.
Diminta:
a.    Hitunglah tarif penyusutan per ton gabah dan buatlah tabel rencana penyusutan mesin tersebut selama 5 tahun!
b.      Jika pada akhir tahun ke 3 mesin tersebut dijual dengan harga Rp2.500.000,- buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut.
c.       Jika pada akhir tahun ke 3 mesin tersebut tidak dijual namun ditukar dengan mesin giling yang baru dimana harga pasar mesin baru Rp7.000.000,- dan perusahaan diminta membayar sebesar Rp4.000.000,- buatlah ayat jurnal untuk mencatat pertukaran aktiva tersebut!

 

SOAL 4

Pada tanggal  3 Januari 2003, PT. ABC membeli sebuah mesin dengan harga Rp27.000.000,- Mesin ini diperkirakan mempunyai umur ekonomis 6 (enam) tahun dan nilai sisa Rp3.000.000,- Beban depresiasi untuk mesin ini dihitung dengan menggunakan metode garis lurus.
Diminta:
Apabila mesin ini dihentikan pemakaiannya pada tanggal 30 Juni 2006,
1.      Buatlah jurnal untuk mencatat beban depresiasi untuk enam bulan pertama di tahun 2006!
2.      Buatlah jurnal untuk mencatat penghentian pemakain mesin apabila:
a.    Mesin ini dijual dengan harga Rp15.000.000,- secara tunai!
b.    Mesin ini dijual dengan harga Rp10.500.000,- secara tunai!
c.    Mesin ini ditukar dengan mesin mesin lain yang sejenis dan mempunyai harga tunai Rp35.000.000,- Mesin lama dihargai Rp14.000.000,- dan perusahaan mebayar kas sejumlah Rp21.000.000!
d.   Mesin ini ditukar dengan mesin mesin lain yang sejenis dan mempunyai harga tunai Rp35.000.000,- Mesin lama dihargai Rp5.000.000,- dan perusahaan mebayar kas sejumlah Rp30.000.000!

SOAL 5

Pada tanggal  1 Maret 2000, PT. Mandela mengeluarkan obligasi 15% bejangka 5 tahun dengan nilai nominal 500.000.000,-. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 28 Februari dan 30 April. Obligasi ini dijual dengan harga Rp536.804.000,00. Pada tanggal tersebut tingkat bunga pasar adalah 12%.
Diminta:
e.    Buatlah jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi!
f.     Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran bunga dan amortisasi premi pada tanggal 30 April 2000 dan 28 Februari 2001 dengan menggunakan metoda garis lurus!
g.    Berdasarkan jurnal dan penghitungan pada butir 2 di atas, hitunglah jumlah biaya bunga obligasi yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba untuk periode yang berakhir tanggal 28 Februari 2001!
h.    Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran bunga dan amortisasi premi pada tanggal 31 April 2000 dan 28 Februari 2001 dengan menggunakan metoda bunga efektif!
i.      Berdasarkan jurnal dan perhitungan pada butir 4 di atas, hitunglah jumlah biaya bunga obligasi yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba untuk periode yang berakhir tanggal 28 Februari 2001!

SOAL 6

Pada tanggal  1 Januari 2006, PT. ABC mengeluarkan 100 lembar obligasi 10% bejangka 5 tahun dengan nilai nominal per lembar Rp10.000,-. Obligasi tersebut laku dijual seluruhnya pada tanggal 1 Maret 2006. Pada tanggal tersebut tingkat bunga pasar adalah 12%. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1  April dan 1 Oktober.
Diminta:
a.    Hitunglah nilai obligasi pada tanggal penjualan!
b.    Buatlah tabel amortisasi agio atau disagio obligasi menggunakan metode garis lurus!
c.    Buatlah jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi, pembayaran bunga dan amortisasi selama tahun 2006 (1 April dan 1 Oktober), dan jurnal penyesuaian 31 Desember 2006!

SOAL 7

Pada tanggal  2 Januari 2007, PT. XYZ mengeluarkan 100 lembar obligasi 15% bejangka 5 tahun dengan nilai nominal per lembar Rp400.000,-. Bunga obligasi dibayar setiap tanggal 30 April dan 31 Oktober setiap tahunnya. Obligasi tersebut laku dijual seluruhnya pada tanggal 1 Maret 2007. Pada tanggal tersebut tingkat bunga pasar adalah 12%.

Diminta:
a.    Hitunglah nilai jual obligasi!
b.    Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan obligasi!
c.    Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran bunga obligasi pada tanggal 31 Oktober 2007 dan 30 April 2008. Perusahaan menghitung amortisasi menggunakan metode garis lurus!
d.   Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2007 dan 31 Desember 2008!

SOAL 8
Transaksi-trnasaksi saham PT. Bangun Perkasa adalah sebagai berikut:
Tanggal
Transaksi
1 April
Pemesanan atas 500 lembar saham bernilai nominal @ Rp100.000,- telah diterima, bersamaan dengan cek-cek dari berbagai pemesan untuk menutup 40% uang muka. Saham dipesan dengan kurs 120. Sisa harga pemesanan akan dibayar dalm tiga cicilan bulalan yang sama besar.
1 Mei
Cicilan pertama diterima dari seluruh pemesan
1 Juni
Cicilan kedu diterima dari seluruh pemesan kecali Tuan Ahmad, yang telah memesan 100 lembar saham
5 Juni
Tuan Ahmad menyatakan bahwa ia tidak dapat menyelesaikan pembayaran cicilannya dan memberi wewenang kepada perusahaan untuk menjual sham-saham yang telah Ia pesan.
7 Juni
Saham-saham yang telah dipesan Tuan Ahmad dijual tunai dengan kurs 105. beban-beban sebesar Rp125.000,- terjadi dalam penjualan saham ini. (beban-beban dan kerugian-kerugian dikurngkan pada jumlah yang terhutang pada pemesan)
25 Juni
Sebuah cek dikirim kepada Tuan Ahmad sebesar pengembalian yang terhutang kepadanya
1 Juli
Cicilan terakhir diterima dari seluruh perkiraan pemesanan, dan saham diterbitkan
Diminta:
Buatlah ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas! Asumsikan bahwa pemesan yang membatalkan akan menerima pengembalian; setiap agio yang timbul akan dikembalikan hanya jika dalam penjualan kembali saham yang gagal dipesan diperoleh agio.

SOAL 9

Perseroan terbatas dengan nama PT MAWAR didirikan pada tahun 2001. Saham yang boleh dikeluarkan adalah 1.000 lembar dengan nilai nominal per lembar sebesar Rp10.000,00. Separuh dari jumlah saham ini laku dijual pada awal tahun tersebut dengan harga total Rp8.000.000,00. Untuk penjualan saham ini dibayar biaya-biaya penjualan seperti komisi makelar dan bea materai sebesar Rp500.000,00. Adapun separuhnya dipesan oleh PT WANGI dengan kurs 150%, dengan pembayaran sebagai berikut. Uang muka 40% dari seluruh harga jual. Adapun sisanya diangsur 3 kali selama tiga bulan dengan jumlah angsuran yang sama. Angsuran mulai akan diterima pada awal Februari 2001.
Pada tanggal 1 Februari dan 1 Maret 1996 PT WANGI membayar angsuran harga saham sebagaimana mestinya. Namun, tanpa diduga sebelumnya angsuran ketiga pada 1 April 2001 tidak dapat dibayar oleh PT WANGI. Oleh karena itu, maka seluruh kas yang diterima oleh PT MAWAR dari PT WANGI dikembalikan dan seluruh pesanan dibatalkan. Saham yang dibatalkan ini kemudian dijual di Bursa Efek dan laku dengan kurs 140%.
Diminta:
a.   Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan!
d.      Buatlah jurnal pada 1 April, jika pesanan saham yang gagal diperlukan sebagai kas dari pemesanan yang gagal dikembalikan setelah dikurangi rugi penurunan kurs!

Jumat, 14 Desember 2012

my beloved avril


manajemen pemasaran batik bola


Manajemen Pemasaran Batik:Batik Motif Bola




­­­­­
MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas
dalam mata kuliah manajemen pemasaran

Disusun Oleh:
Muhamad Misbah  (11390079)

Dosen:
Joko Setyono S.E
KEUANGAN ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA
                                                                YOGYAKARTA             
2012
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

            Indonesia adalah negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa, sehingga memiliki beraneka ragam seni dan kebudayaan. Mulai dari bahasa, adat istiadat, tarian, tulis/mewarnai, olah vocal, cita rasa, bentuk rumah dan lain-lain.
            Batik (baik kain maupun baju) merupakan salah satu seni mewarnai yang berkembang sejak zaman dahulu dan merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Namun dengan berkembangnya zaman keberadaan batik mulai tidak terlihat, batik seolah kalah bersaing dengan kain/baju model lain yang lebih modern. Pemuda dan pemudi pun lebih memilih pakaian yang bermotif lain, mereka menganggap batik hanyalah untuk kaum tua. Sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia, batik harus di lestarikan sehingga bisa tetap terjaga keberadaannya serta dapat menjadi identitas bangsa.
            Dalam menghadapi tantangan zaman ini, para pengrajin (pengusaha) batik pun mulai berinovasi. Dalam perkembangannya motif batik tidak hanya digunakan dalam pakaian, penambahan motifnya pun diharapkan bias meningkatkan popularitas batik.
Salah satu motif baru yang cukup digemari adalah motif bola. Selain bisa menunjukan kecintaan pada sepak bola (khususnya klub), konsumen juga bisa melestarikan budaya bangsa.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian batik dan bagaimana sejarahnya batik Indonesia?
2.      Bagaimana manajemen pemasaran batik mengatasi penurunan minat masyarakat terhadap batik?



PEMBAHASAN

A.    Pengertian Batik dan Sejarah Batik Indonesia
             Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang perama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literature internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia sebagai keseluruhan teknik, teknologi dan pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpieces of the Oral and intangible Heritage of Humanity) sejak 2 oktober, 2009.[1]
            Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dahulu pernah terlontar pemikiran yang ingin menjadikan batik sebagai produk andalan, dan sekaligus sebagai jati diri bangsa Indonesia. Ketika itu dikumandangkan pertama kali mengenai sebutan “batik Indonesia”. Batik juga dinilai memiliki tujuan politis yaitu sebagai alat pemersatu bangsa. Menyatukan berbagai corak ragam suku bangsa yang selama ini telah memiliki kekhasan masing-masing dalam berpakaian daerah.[2]
            Batik menjadi produksi paling utama di Jawa. Perkembangan Batik menjadi amat kuat setelah ditemukannya metode penanaman serat kapas (ciam) dari tanaman Jong yang sangat ahli dilakukan oleh orang-orang Cina di Pekajangan (Pekalongan) pada tahun 1880. Ditemukannya serat ini membuat jiwa dagang orang Pekalongan tumbuh. Banyak dari saudagar-saudagar Pekalongan baik keturunan Cina atau Jawa asli yang berpindah ke Solo dan membangun usaha Batik. Kemudian pada tahun 1898, Sunan Pakubowono X, Raja Solo yang baru diangkat beberapa tahun sebelumnya memerintahkan dibangun sebuah sentra perdagangan sekaligus koperasi-koperasi bagi usaha Batik. Konsep Koperasi menjadi obsesi Sunan Solo setelah membaca sebuah buku tentang Koperasi di Inggris tentang industri tekstil. Atas titah Sunan inilah kemudian berdiri puluhan koperasi di Solo. Lantas kemudian diikuti berdirinya koperasi diluar wilayah Voorstenlanden (Solo dan Yogya) yaitu di Pekalongan, Semarang dan Cirebon.
Pada tahun 1948, beberapa pengusaha Solo dan Pekalongan bertemu untuk membangun sebuah gabungan koperasi batik Indonesia. Lalu beberapa orang dipimpin Haji Djunaid menghadap ke Pemerintah Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengajak para pengusaha bergabung dan bersatu membentuk “Gabungan Koperasi Batik Indonesia”. Atau disingkat “GKBI”. Kekayaan GKBI sempat berjaya ketika Pemerintahan Republik Indonesia di tahun 1950-an memutuskan bahwa GKBI dilindungi pemerintah dengan memberikan konsesi khusus harga pada kain mori dan penyediaan kain putih. Pada tahun 1960 bahkan Presiden Sukarno mengajak seluruh rakyat memakai batik sebagai pakaian nasional. Sejak 1964 pesta-pesta pernikahan resmi yang tadinya orang-orang mengenakan jas ala Belanda mulai banyak yang memakai batik sebagai bentuk pakaian formal.[3]
B.     Manajemen Pemasaran Batik: Batik Motif Bola
                        Menurut American Marketing Assosiation (AMA) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Manajemen pemasaran sendiri merupakan seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.[4]
                        Dalam pembahasannya, manajemen pemasaran batik menggunakan beberapa teori sebagai pendekatan, diantaranya yaitu:
Ø  STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
Ø  4P (Product, Price, Place, Promotion)
Ø  Lingkungan dan Situasi Konsumen

       I.            STP (Segmentation, Targeting, Positoning)

a.      Segmentation
Segmentasi adalah usaha untuk membagi pasar kedalam kelompok-kelompok yang dapat dibedakan satu sama lain dalam hal kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang mungkin akan memerlukan produk-produk dan strategi pemasaran tertentu untuk menjangkaunya. Ada beberapa segmentasi pasar yang dapat dijadikan acuan manajemen pemasaran:

        i.            Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis merupakan pembagian pasar menjadi berbagai unit geografis seperti Negara, Negara bagian, wilayah, kabupaten, kota atau lingkungan sekitar. Perusahaan dapat beroperasi di satu atau beberapa daerah, atau beroperasi di seluruh daerah, sambil tetap memberikan perhatian pada variasi local.

      ii.            Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variable seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan dan kelas social. Variable ini terikat erat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

    iii.            Segmentasi Psikografis
Psikografi adalah ilmu untuk menggunakan psikologi dan demografi guna lebih memahami konsumen. Dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi berbagai kelompok berdasarkan sifat psikoligis/kepribadian, gaya hidup, atau nilai. Orang-orang dalam kelompok demografi yang sama bisa memiliki profil psikografis yang sangat berbeda.

    iv.            Segmentasi perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pemasar membagi pembeli menjadi beberapa kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon terhadap sebuah produk.

b.      Targeting

Targeting adalah penetapan pasar sasaran, dimana perusahaan harus meng-evaluasi berbagai segmen dan memutuskan segmen mana yang akan di layani.
Pilihan pasar sasaran yang dituju tersebut, bisa didasarkan atas beberapa pertimbangan, yang diantaranya :
·         Ukuran segmen dan pertumbuhan. Informasi mengenai volume penjualan, proyeksi tingkat pertumbuhan dan profit margin yang diharapkan akan membantu perusahaan dalam mengetahui, apakah segmen yang dipilihnya itu cukup besar dan mampu mendorong pertumbuhan perusahaan dimasa datang atau tidak.
·         Daya tarik struktural segmen. Pertimbangan ini mencakup analisa pesaing, produk atau jasa substisusi, daya beli konsumen.
·         Tujuan-tujuan dan sumber-sumber perusahaan. Perusahaan juga harus mempertimbangkan apakah pelayanan yang akan diberikan kepada segmen yang akan dipilihnya itu sesuai atau tidak dengan tujuan dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller (manajemen pemasaran jilid 1 :249), agar lebih bermanfaat dan efektif, segmen pasar diurutkan berdasarkan lima kata kunci:
ü  Terukur: ukuran, daya beli, dan karakteristik segmen dapat diukur.
ü  Substansial: segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.
ü  Dapat diakses: segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
ü  Dapat didiferensiasi: segmen dapat dibedakan secara konseptual dan mempunyai respon yang berbeda terhadap elemen dan program bauran pemasaran yang berbeda.
ü  Dapat ditindaklanjuti: program yang efektif dapat diformulasikan untuk menarik dan melayani segmen.

Segmentasi dan target pemasaran batik motif bola sudah memenuhi syarat-syarat diatas. Hal ini terlihat dari permintaan batik bola dipasaran meningkat, apalagi menurut kabarnya, batik bola menjadi tenar setelah Gading Martin dan Andhika Pratama memakai batik bola ini di acara Inbox. Tentu saja, melihat panggilan batik ini, dpastikan yang mengincarnya adalah para penggila bola. Apalagi warna motif tersebut terkesan trendi dan nyentrik. Terlebih lagi, baju tersebut terkesan santai namun formal sehingga cocok juga dipakai saat nonton bola hingga kondangan. Peminat baju batik dengan motif bola sangat digandrungi, dan rata-rata merupakan anak muda yang gila bola. Mulai dari siswa SMA, mahasiswa hingga pekerja dengan usia 25-40 tahunHal ini terlihat dari permintaan batik bola dipasaran meningkat, apalagi menurut kabarnya, batik bola menjadi tenar setelah Gading Martin dan Andhika Pratama memakai batik bola ini di acara Inbox. Tentu saja, melihat panggilan batik ini, dpastikan yang mengincarnya adalah para penggila bola. Apalagi warna motif tersebut terkesan trendi dan nyentrik. Terlebih lagi, baju tersebut terkesan santai namun formal sehingga cocok juga dipakai saat nonton bola hingga kondangan. Peminat baju batik dengan motif bola sangat digandrungi, dan rata-rata merupakan anak muda yang gila bola. Mulai dari siswa SMA, mahasiswa hingga pekerja dengan usia 25-40 tahun.[5]


c.       Positioning

Ketika sebuah positioning telah ditetapkan untuk suatu produk atau jasa, pemasar harus mampu menterjemahkan ke dalam suatu strategi untuk mengkomunikasikan manfaat atas atribut produk kepada konsumen. Dalam mengkomunikasikan, pemasar dapat mengunakan pendekatan  konsumen (consumer positioning) dan persaingan (competitive positioning). Consumer positioning menghubungkan manfaat produk serta layanan produk secara keseluruhan kepada konsumen. Competitive positioning mengkomunikasikan manfaat produk atau jasa dengan cara membandingkan dengan produk pesaing.
Consumer Positioning Strategies
         pemasar dapat memposisikan melalui manfaat kepada konsumen secara berkelanjutan dari informasi ke image. Penetapan berdasarkan manfaat secara khusus dan mencoba untuk membentuk image melalui layanan produk.
         Positioning berdasarkan image adalah suatu pendekatan yang lebih umum untuk mencoba menampilkan manfaat yang samar dan memiliki lebih dari satu manfaat.
Competitive Positioning Strategies
         Pendekatan lain dalam memposisikan produk adalah dengan meningkatkan hubungan antara manfaat dengan produk , dengan cara memfokuskan terhadap persaingan. Strategi ini mengkaitkan suatu hubungan produk yang sudah tertanam dalam benak konsumen. Pemasar biasanya menggunakan competitive positioning melalui iklan perbandingan (comparative advertising) yang menyebutkan nama pesaing utamanya dalam iklan sebagai kerangka referensi dalam memposisikan produknya.





    II.            4P (Product, Price, Place, Promotion)

1.      Product
Pertama-tama, untuk masuk ke pasar, kita harus memiliki produk yang bagus sesuai dengan target pasarnya.
Ada beberapa alternative tindakan dalam marketing mix
         Merubah barang dengan
         barang eksklusif atau model baru.
         Model khusus untuk segmen khusus
         Menyederhanakan model untuk kelas ekonomi
         Menambah beberapa barang tambahan.
         Merubah bungkus dengan
         Menambah nilai manfaat bagi pemakai
         Menambah daya tarik
         Menawarkan bungkus prestis
         Menambah merk
         Menambah merk prestis
         Menambah merk yang dapat bersaing
         Menambahkan pelayanan
         Menambahkan pelayanan khusus atau penaganan masalah yang khusus.
         Meningkatkan kualitas pelayanan
         Menambahkan jaminan atau garansi kepuasan
2.      Price
Produk tersebut harus memiliki harga yang sesuai dengan target pasar.
         Merencanakan harga lebih murah untuk menunjukkan bahwa biaya eksperimen telah dapat diatasi.
         Menawarkan potongan harga menarik bagi distributor.
         Menawarkan harga promosi pada saat tertentu.
3.      Place
Lokasi atau tempat yang kita masuki juga menentukan keberhasilan menggarap target pasar.
         Mendorong barang melalui berbagai saluran
         Menemukan dealer yang lebih murah
         Meningkatkan pelayanan dalam kecepatan sistem pendistribusian apabila kesulitan dalam membedakan barang.
4.      Promotion
Ketiga P yang lain tak akan berarti tanpa promosi, yakni mengkomunikasikan produk kita kepada target pasar.
Cara mengkomunikasikan produk:
         Meningkatkan strategi menarik ( pull strategi ) pada media massa demi efisiensi.
         Beragam pesan untuk mencapai segmen pasar khusus.
         Penekanan pada keungulan merk dibanding pesaing.
         Peningkatan personal selling dan promosi penjualan untuk mendekati konsumen.
         Peningkatan promosi kerjasama dengan dealer.

 III.            Lingkungan dan Situasi Konsumen
a.       Lingkungan konsumen
Konsumen tidak hidup sendiri, ia berinteraksi dengan keluarganya, saudaranya, teman-temannya, dan orang-orang disekelilingnya. Konsumen adalah mahluk sosial yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitarnya.
Berdasarkan kedekatannya dengan konsumen, lingkungan konsumen terbagi kedalam lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang sangat dekat dengan konsumen, yang berinteraksi langsung dengan konsumen. Lingkungan mikro akan mempengaruhi perilaku, sikap dan kognitif konsumen tertentu secara langsung. Contoh keluarga, teman-teman dan orang-orang yang berinteraksi langsung dengan konsumen.
Sedangkan lingkungan makro adalah lingkungan jauh konsumen. Lingkungan makro sosial bersifat umum dan berskala luas, misalnya sistem pulitik dan hukum, kondisi ekonomi, dan budaya. Karena itu, lingkungan makro memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat bukan hanya kepada individu konsumen.
b.      Situasi konsumen
Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu dan tempat tertentu.
Engel, Blackwell dan Miniard (1995, hal 794) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak tergantung pada konsumen dan karakteristik objek.
Ada lima karakteristik dari situasi konsumen :
ü  Lingkungan fisik : sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca, dan objek fisik lainnya.
ü  Limgkungan sosial : kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut
ü  Waktu : waktu saat perilaku muncul. Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen. Misalnya kapan terakhir kali membeli baju batik.
ü  Tujuan : tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Belanja untuk hadiah akan memberikan situasi yang berbeda dengan belanja untuk kebutuhan sendiri.
ü  Suasana hati : suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (khawatir, buru-buru, sedih, bahagia,marah) yang dibawa pada suatu situasi.

Perkembangan sepak bola, iklan dan orang-orang disekitar lingkungan mempengaruhi cara berpikir konsumen. Walaupun pada awalnya tidak suka sepak bola, bahkan tidak tahu, tapi karena teman-temannya sering membicarakan sepak bola, maka lama kelamaan konsumen akan terpengaruh. Sehingga konsumen berusaha untuk mengetahui sepak bola.
Ketika seseorang mencintai sepak bola (sebuah klub) maka ia akan menyukai hal-hal yang bernuansa klub tersebut, termasuk batik bola.




PENUTUP

Kesimpulan

Batik merupakan warisan budaya bangsa indonesia yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Seiring perkembangan zaman batik mulai di tinggalkan oleh masyarakat indonesia, khususnya kaum muda. Apabila perusahaan batik tidak berbenah diri dan mencari ide-ide yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan “sesuatu” yang baru, maka dikhawatirkan batik akan lenyap di bumi pertiwi ini.
Pelestarian dan kekreatifitasan dalam pembuatan batik terus berkembang, hingga saat ini kembali hadir sebuah karya baru dari batik. Batik ini dikenal sebagai batik bola. Karena, motif yang dibuat dihiasi dengan logo klub sepakbola internasional. Klub sepakbola ini tentu yang sudah punya nama besar seperti Manchester United (MU), Barcelona (Barca), Chelsea, AC Milan, Manchester City, Juventus, Liverpool dll
Kehadiran batik bola memberikan nuansa yang berbeda dalam batik, namun perbedaan itu bersifat positif. Ada beberapa manfaat yang didapat melalui batik bola. Salah satunya, kaum muda (yang kebanyakan menyukai bola) bisa menunjukan kecintaan mereka pada tim kesayangnnya dengan memakai pakaian yang memiliki logo tim tersebut. Selain itu, mereka juga ikut melestarikan budaya bangsa. Tanpa sadar,dua manfaat telah mereka dapatkan.












DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sumarwan, Ujang, 2002, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Bogor: PT Ghalia Indonesia.
Aryunda Dofa, Anesia, 1996, Batik Indonesia, Jakarta: PT Golden Terayon Press.



[2] Anesia Aryunda Dofa, Batik Indonesia, (Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1996), hlm. 2.
[4] Philip kotler & Kevin lane keller, manajemen pemasaran edisi 13 jilid 1, (Jakarta: erlangga, 2009) hlm.5.