Rabu, 27 Maret 2013

STUDI KELAYAKAN BISNIS DALAM ASPEK LINGKUNGAN


STUDI KELAYAKAN BISNIS DALAM ASPEK LINGKUNGAN

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas dalam mata kuliah
Kewirausahaan
Description: Description: logo-uin-suka-baru-warna.jpg






Disusun oleh:
Kelompok 5
Nama Anggota:
1.     Ali Akbar A                            (10390134)
2.     Mail Hilian Batin                    (11390004)
3.     Muchammad Rifa’i                 (11390013)
4.     Muhamad Misbah                   (11390079)
5.     Sahlani                                    (11390086)

Dosen Pengampu:
Jauhar Faradis, SHI., MA


KEUANGAN ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan bisnis atau usaha pada saat ini telah menjadi suatu perkembangan yang sangat signifikan bagi Indonesia. Dari yang berwujud UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sampai dengan perusahaan-perusahaan besar. Itu menandakan bahwasanya kesadaran akan berwirausaha pada saat ini telah meningkat dari sebelumnya.
Tahapan-tahapan membuat suatu usaha adalah suatu proses yang akan membantu kita untuk bisa mendirikan suatu usaha dengan benar. Tahapan tersebut adalah, membuat Ide Bisnis, SKB ( Studi Kelayakan Bisnis ), Perencanaan, dll .
Untuk menjalankan usaha diperlukan sebuah studi kelayakan bisnis, apakah sebuah usaha layak dijalankan atau tidak layak dijalankan. Studi kelayakan bisnis bisa disimpulkan untuk menentukan seberapa besar pengembalian sebuah investasi atas suatu aktifitas usaha dan implikasi usaha tersebut dalam sebuah investasi, selalu ada nilai investasi awal atau disebut sumber daya yang akan di alokasikan. Pengembaliannya adalah perbandingan antara input investasi dengan dibandingkan dengan output yang akan dihasilkan dengan mempertimbangkan seluruh aspek yang perlu dijalankan. Studi kelayakan dilakukan sebelum sebuah usaha benar-benar akan dijalankan, masih dalam tahap awal perencanaan dan sangat penting dalam pengambalian keputusan strategis.[1]
Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan. Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.[2]
Aspek-Aspek dalam studi kelayakan bisnis terbagi menjadi 6 , yaitu :
-          Aspek Hukum
-          Aspek Lingkungan
-          Aspek pasar dan pemasaran
-          Aspek Sumber daya manusia dan manajamen
-          Aspek teknis dan teknologi
-          Aspek Keuangan
Lingkungan merupakan hal yang penting dalam berwirausaha. Jika dalam menentukan lingkungan kita salah memilih maka usaha tersebut bisa tidak berjalan dan menghasilkan keuntungan yang maksimal sehingga, Dalam makalah ini, kita tertarik untuk membahas studi kelayakan bisnis yang termasuk dalam aspek lingkungan .
B.     Rumusan Masalah
ü  Apa definisi studi kelayakan bisnis dalam aspek lingkungan ?
ü  Apa saja ruang lingkup dalam lingkungan bisnis?
ü  Mengapa studi kelayakan bisnis dalam aspek lingkungan ini perlu dibahas ?
ü   
C.     Tujuan
Untuk mengetahui dampak apa saja yang diakibatkan oleh kegiatan bisnis terhadap lingkungan dari dampak positif dan negatifnya.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi studi kelayakan bisnis
Studi kelayakan adalah sebuah studi untuk mengkaji secara komprehensif dan mendalam terhadap kelayakan sebuah usaha. Layak atau tidak layaknya dijalankan sebuah usaha merujuk pada hasil pembandingan semua faktor ekonomi yang akan dialokasikan kedalam sebuah usaha bisnis baru dengan hasil pengembaliannya yang akan diperoleh dalam jangka waktu tertentu.
Manfaat studi kelayakan
Studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak yang terkait dengan usaha, yaitu sebagai berikut:
1.      Pihak investor
Ingin mengetahui berapa modal yang harus ditanamkan dan beberapa potensi dari pada usaha yang dihasilkan seperti beberapa tambahan pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan resiko modal yang ditanamkan.
2.      Pihak kreditor
Sebagai pihak penyandang dana eksternal, ingin melihat resiko dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana pinjaman untuk jangka waktu berapa lama dan juga kemampuan secara keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan.
3.      Pihak manajemen
Sebagai pihak yang menjalankan usaha, maka pihak manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan, waktu pelaksanaanya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung juga kemungkinan resiko –resiko yang bisa berdampak yang bisa timbul
4.      Pihak regulator
Berkepentingan terhadap bentuk usaha yang dijalankan, industri yang akan dijalankan, dan dampak terhadap masyarakat maupun perekonomian nasional.[3]
Aspek-aspek studi kelayakan
1.      Aspek industri
Dalam aspek ini kita akan menganalisa struktur industri yang akan kita masuki, seperti persaingan yang telah ada, bagaimna dengan kekuatan dan penawaran pembeli, barang subsitusi yang ada, bagaimana kekuatan supplier bahan bahan baku yang kita perlukan juga bagaimana dengan kemampuan pesaing untuk masuk kedalam industri ini.
2.      Aspek pasar
Semua bisnis pasti akan memerlukan sebuah pasar, kalau pasar tidak besar atau pasar mengalami penurunan, maka usaha yang akan dijalankan dipastikan akan mengalami hambatan untuk berhasil.
3.      Aspek pemasaran
Aspek pemasaran dalam studi kelayakan akan menjadi struktur produk atau jasa yang telah ada dipasar serta rencana produk atau jasa yang ditawarkan.
4.      Aspek keuangan
Dalam aspek ini, kita akan menentukan layak atau tidak layak sebuah usaha atau bisnis dijalankan setelah menelaah semua faktor produksi dijalankan.
5.      Aspek manajemen
Aspek in termasuk yang paling penting karena aspek ini terkait fungsi koordinasi antara semua faktor produksi yang ada.
6.      Aspek produksi
Dalam aspek ini, akan ditentukan sistem produksi maupun sumber-sumber daya yang perlu diinvestasikan seperti bahan dasar maupun bahan penunjang lainnya.
7.      Aspek sumber  daya manusia
Alokasi sumber daya manusia yang akan digunakan dan kualitas sumber daya manusia juga berperan penting, termasuk juga dalam pengembangan, kompensasi, serta sistem penilaian karya sumber daya manusia.
8.      Aspek lingkungan
Usaha tidak akan pernah memisahkan diri dari lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Dimulai dari faktor makro ekonomi, sosial, politik, kepeduliaan akan lingkungan hidup maupun kesejahteraan lingkungan masyarakat sekitar, penting untuk di pertimbangkan.
9.      Aspek hukum dan yuridis
Bentuk badan hukum usaha, peraturan-peraturan yang berlaku di industri tertentu, peraturan- peraturan keuangan yang berlaku seperti sistem perpajakan, sistem proteksi industri, maupun subsidi yang berlaku juga penting.[4]

B.     Aspek Lingkungan
Lingkungan tempat bisnis akan dijalankn harus dianalisis dengan cermat. Hal ini disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang dari bsisnis yang akan dijalankan, namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah.
TUJUAN
Analisis aspek lingkungan dilakukan untuk menjawab  “ apakah lingkungan setempat sesuai dengan ide bisnis yang akan dijalankan dan apakah manfaat bisnis bagi lingkungan lebih besar dibandingkan dampak negatifnya?’. Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan sesuai dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis tersebut  mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan  dampak negatifnya di wilayah tersebut.
Aspek  lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan untuk:
a.       Menganalisis kondisi lingkungan operasional
b.      Menganalisis kondisi lingkungan industri
c.       Menganalisis lingkungan ekonomi
d.      Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap lingkungan
e.       Menganalis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif bisnis terhadap lingkungan  [5]

A.    Lingkungan bisnis
Merupakan  unsur  yang ada diluar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh pelaku bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sedangkan Robinson (2007) meandefinisikan lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada diluar organisasi.
B.     Lingkungan Operasional
Lingkungan yang memiliki kaitan langsung dengan aktivitas operasional perusahaan.  Lingkungan operasional adalah lingkungan yang paling dekat dengan semua aktivitas perusahaan.  Lingkungan operasional meliputi :
a.       Lingkungan pesaing
Pesaing adalah perusahaan dalam industri yang sama dan menjual produk, baik berupa barang atau jasa, kepada pelanggan. Pesaing sangat berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis. Perusahaan harus memiliki keuanggulan bersaing untuk dapat memenangkan persaingan. Oleh karena itu, analisis terhadap kelebihan dan kelemahan pesaing dibandingkan dengan perusahaan sangat penting dalam menentukan strategi bisnis. Analisis pesaing dalam lingkungan operasional dapat dilakukan dengan menggunakan matriks profil persaingan.
b.      Lingkungan Pelanggan
Pelanggan adalah pembeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pelanggan merupakan faktor kunci keberhasilan bisnis karena pelanggan sumber pendapatan. Analisis pelanggan dalam lingkungan operasional dilakukan dengan analisis reaktif  dan proaktif. Analisis reaktif adalah analisis masalah pelanggan setelah kejadian.  Analisis proaktif adalah memperkirakan kecenderungan dan masalah sebelum terjadi. Selain itu dilakukan pula analisis segmentasi pelanggan untuk mengelompokkan pelanggan sesuai dengan karakteristiknya.
c.       Lingkungan Pemasok
Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga kerja, keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Pemasok memegang peranan  yang sangat penting bagi kelancaran bisnis. Pemilihan pemasok dapat meningkatkan keunggulan bersaing. Analisis pemilihan pemasok dalam lingkungan operasional dapat dilakukan dengan CPM antar pemasok.
d.      Lingkungan Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memeiliki peranan yang penting dalam bidang keuangan, dan semakin penting jika sebagian besar permodal perusahaan berasal dari kredit. Dalam memilih kreditor, perusahaan harus memperhatikan bunga dan persyaratan kredit.
e.       Lingkungan Pegawai
Pegawai merupakan aspek yang paling penting, karena pegawai adalah pelaku yang menunjang tujuan perusahaan tercapai.

C.     Lingkungan Industri
Porter (1985) membagi lima kekuatan yang menentukan tingkat persaingan dalam suatu industri, yaitu :

Pendatang baru dalam pasar persaingan sempurna akan mudah untuk masuk ke pasar sehingga persaingan dalam pasar ini akan semakin ketat. Kondisi persaingan yang ketat mengharuskan penyusunan strategi harus didasarkan pada analisis masing-masing sumber.

Ancaman pendatang baru dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk dalam satu industri, yaitu :
·         Skala ekonomi
·         Diferensiasi produk
·         Persyaratan permodalan
·         Keunggulan biaya
·         Akses ke saluran distribusi
·         Kebijakan pemerintah

Selain adanya hambatan masuk, pendatang baru akan berpikir dua kali jika : (1) pemain lama memilki sumber daya penting yang dapat digunakan untuk menyerang balik, seperti kelebihan modal, kapasitas produksi, serta kedekatan dengan saluran distribusi pelanggan. (2) Pemain lama kemungkinan akan menurunkan harga untuk mempertahankan market share atau karena industri keseluruhan kelebihan kapasitas. (3) Pertumbuhan industri yang lambat sebagai akibat masuknya pendatang baru atau mungkin karena pengaruh kinerja keuangan kolega-kolega yang terlibat.
Pemasok akan memiliki kekuatan jika :
(1)  pemasok didominasi oleh sedikit perusahaan,
(2)  produk yang dihasilkan unik sehingga sulit untuk mencari pengganti,
(3)  produk pemasok sangat penting bagi pembeli,
(4) pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke depan ke arah industri pembeli,
(5) pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok.

Pembeli akan mempunyai kekuatan tawar, jika :
o    pembeli terkosentrasi membeli dalam jumlah besar,
o    Produk yang dibeli dari industri standar atau tidak terdiferensiasi
o    Produk yang dibeli dari industri mempunyai porsi yang signifikan dari biaya beli sehingga tidak ada kenaikan harga atau perusahaan lain menawarkan harga yang lebih murah akan segera berpindah
o    Produk yang dibeli hanya akan mendatangkan keuntungan  kecil bagi pembeli
o    Produk yang ditawarkan industri dipandang memiliki resiko keuangan yang tinggi
o    Produk yang ditawarkan  industri dipandang tidak begitu penting bagi pembeli
o    Pembeli memilki ancaman yang kuat untuk berintegrasi ke belakang masuk ke industri pemasok.

Ancaman produk pengganti akan kuat, jika :
o    Konsumen memiliki switching cost yang rendah sehingga mudah untuk berpindah ke produk yang lain
o    Produk pengganti memiliki harga yang murah dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi

Intensitas rivalitas antarpemain dalam industri dipengaruhi oleh struktur biaya produk, tingkat diferesiasi produk, pertumbuhan industri, dan tingkat kapasitas terpasang.  Semakin besar porsi biaya tetap dalam struktur biaya produksi, semakin tinggi intensitas rivalitas. Semakin homogen produk, semakin tinggi rivalitas. Pertumbuhan industri yang menurun dan tingkat kapasitas terpasang yang besar akan mempengaruhi intensitas rivalitas antarpelaku industri.

Intensitas persaingan antarperusahaan dalam industri tergantung pada :
·           Jumlah pesaing banyak dengan kekuatan berimbang
·           Pertumbuhan industri lambat
·           Produk atau jasa yang dihasilkan kurang terdiferensiasi atau memiliki switching cost yang rendah
·           Produk memiliki biaya tetap tinggi dan tidak tahan lama
·           Penambahan kapasitas dalam jumlah besar akan mengganggu keseimbangan permintaan dan penawaran dalam industri
·           Rintangan keluar yang tinggi
·           Pesaing memiliki perbedaan dalam strategi, asal, dan kepribadian.

D.    Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh mencakup faktor-faktor yang bersumber dari luar operasional perusahaan. Analisis ini digunakan untuk menyerang maupun bertahan terhadap faktor lingkungan dengan merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang atau meminimalkan ancaman. Lingkungan jauh adalah  sebagai berikut :

·         Lingkungan ekonomi
Variabel-variabel ekonomi yang dapat mempengaruhi keberhasilan bisnis diantaranya adalah ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta kecenderungan belanja masyarakat, suku bunga primer, laju inflasi, tingkat pasar uang, defisit anggaran pemerintah, produk domestik bruto, pola konsumsi, pengangguran, tingkat produktivitas pekerja, nilai dollar di pasar dunia, kecenderungan pasar saham, kondisi ekonomi luar negeri, faktor ekspor/impor, pergeseran permintaan barang dan jasa, perbedaan pendapatan antarnegara, fluktuasi harga, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta kebijakan organisasi-organisasi dunia seperti MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), G20, OPEC, WTO, APEC. Indikator yang digunakan dalam pengukuran lingkungan ekonomi adalah income per kapita, penyerapan tenaga kerja, peningkatan upah rata-rata, serta dampak negatif bisnis bagi perekonomian di wilayah tersebut. Contoh pembangunan jembatan Suramadu.
·         Lingkungan sosial budaya
Faktor sosial dan budaya berdampak besar pada semua produk, jasa, pasar dan pelanggan. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik. Contoh : dibangunnya kawasan industri menarik tenaga kerja sehingga menimbulkan keramaian.
·         Lingkungan politik
Suatu negara yang kondisi politiknya tidak stabil memiliki resiko bisnis yang tinggi.  Faktor politik berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah, seperti peraturan tentang perdagangan yang, undang-undang antitrust, program perpajakan, UMR, kebijakan polusi, penetapan harga, peraturan perlindungan bagi pekerja.
·         Lingkungan teknologi
Penemuan teknologi baru dalam bidang bisnis sering kali mempunyai pengaruh yang dramatis terhadap perusahaan.  Analisis terhadap perubahan teknologi sangat penting untuk mengantisipasi peluang dan ancaman bisnis kondisi yang akan datang. Contoh : teknologi internet berdampak pada peluang dan ancaman bisnis
·         Lingkungan ekologi
Lingkungan ekologi adalah hubungan antara manusia dan mahluk hidup lainnya dengan udara, tanah, dan air, yang mendukung kehidupan mereka sebagai akibat adanya kegiatan produksi. Contoh : Bisnis pembuatan tahu menghasilkan limbar cair yang sangat bau dan mencemari air sungai.
·         Lingkungan global
Era globalisasi ditandai dengan batas-batas ekonomi antarnegara yang semakin tidak jelas, arus informasi dan komunikasi sangat cepat sehingga perubahan perrekonomian suatu negara berdampak terhadap perekonomian negara lain. Contoh : adanya krisis global berakibat menurunnya daya beli masyarakat di negara-negara tujuan ekspor.


















BAB III
PENUTUP
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakuknya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya[6]. Lingkungan tempat bisnis akan dijalankan harus dianalisis dengan cermat. Hal ini disebabkan lingkungan di satu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis yang akan dijalankan, namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.
Analisis aspek lingkungan tidak hanya membahas tentang kesesuaian lingkungan dengan bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga membahas tentang dampak bisnis terhadap lingkungan serta pengaruh perubahan lingkungan yang akan datang terhadap bisnis. Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah. Oleh karena itu, analisis pada aspek lingkungan memerlukan kemampuan analisis yang lebih komprehensif.








DAFTAR PUSTAKA
Johan , Suwinto . 2011 . Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis . Yogyakarta : Graha Ilmu
DR. Suliyanto. 2008 . Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta:  Penerbit Andi.
Daftar Situs
http://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kelayakan_bisnis



[1] Suwinto Johan , Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis , ( Yogyakarta , Graha Ilmu , 2011 ) hal 3
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kelayakan_bisnis
[3] Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, Suwinto Johan, Hal 8-9, Graha Ilmu Yogyakarta
[4] Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, Suwinto Johan, Hal 9-12, Graha Ilmu Yogyakarta
[5] Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, DR. Suliyanto Hal 45, Penerbit Andi.
[6] UU. No. 23/1997